Postrukturalisme hadir
dalam keramaian kita tentang paham strukturalis, postrukturalisme memberikan
hadiah yang begitu penting terhadap pemikiran-pemikiran yang selalu terpusat
terhadap sesuatu. Dalam hal ini paham postrukturalis seolah membuat sistem
dalam kehidupan kita tidak selalu benar, lebih kongkritnya adalah tentang
nilai-nilai yang selama ini kita anggap benar. Sejarah itulah yang ingin diangkat
dalam paham-paham postrukturalisme.
Dalam kehidupan kita
selalu dihadapkan dengan nilai-nilai yang selama ini kita anggap benar, disatu
sisi kita seolah melupakan hakikat yang sebenarnya ada dalam hidup ini.
Kejadian-kejadian yang sedemikian rupa inilah yang ingin diangkat oleh paham
postrukturalis, atau oleh tokoh-tokoh postrukturalisme. Dalam banyak hal, paham
strukturalisme menawarkan kepastian dalam hidup, jika dikhususkan lagi, dalam
bahasa atau ilmu kebahasaan, paham strukturalis mengenal istilah yang di namakan
logosentris. Logosentris ini adalah paham yang mengenal sesuatu yang pasti,
keinginan atau makna yang lebih luas itu adalah satu kesatuan, dan tidak akan
keluar dari lingkaran-lingkaran makna yang lain. Logosentris sangat mempercayai
struktur, dalam hal kebahasaan logosentris semacam kepercayaan yang sulit untuk
dilepaskan daham paham strukturalisme, seperti oposisi biner suatu karya
sastra.
Ada semacam kepercayaan
yang mendalam dalam paham strukturalis, para tokoh strukturalis menganggap
bahwa bahasa adalah satu kesatuan utuh, seperti jika ada keramaian di jalan
maka itu bisa dipastikan ada kecelakaan, atau jika ada mendung maka akan datang
hujan. Nilai-nilai semacam ini hukumnya adalah wajib dipercayai oleh kaum
strukturalis, sehingga yang terjadi adalah batasan-batasan yang seolah tidak
bisa dibongkar lebih dalam oleh kaum strukturalis. Hal ini sangat bertolak
belakang dengan tokoh-tokoh posttrukturalis, mereka menganggap tidak ada
kesatuan biner yang utuh, yang ada adalah ke marginalan makna dalam suatu
bahasa, pemikiran-pemikiran postrukturalisme adalah cara kerja yang mutakhir,
semacam inilah yang ingin diangkat oleh tokoh-tokoh postrukturalis.
Hal yang juga harus
dipercayai adalah postrukturalisme tidak menentang adanya strukturalisme, justru postrukturalisme ada
karena strukturalisme itu sendiri, gampangnya adalah nilai-nilai strukturalisme
adalah nilai dasar dari postrukturalisme. Hanya saja tokoh-tokoh postukturalisme
mengembangkan apa yang menjadi kelemahan sturkturalisme itu sendiri, seperti
kesatuan biner dalam makna, hal ini dikembangkan ke dalam sistem kritik otak
kita, makna-makna yang menjadi titik jenuh itu sendiri seakan dibongkar,
dipaksa ke hal-hal yang lebih dalam, sehingga titik temunya adalah kepentingan
makna yang lain. Hal inilah yang menjadi pembeda dalam arti dangkal, jika
dihubungkan dengan karya sastra, maka paham postrukturalisme mengabaikan
kesatuan biner dalam makna suatu karya sastra. Pendek kata sebetulnya
postrukturalisme adalah bagian dari postmodernisme, sebab kesatuan dalam
paham-pahamnya adalah kesatuan itu sendiri, postrukturalisme lebih kepada
hal-hal yang menginginkan kepada objek kebahasaan, khususnya karya sastra. Bisa
dikatakan jika paham-paham ini adalah paham radikal dari sisi lain manusia,
manusia menjawab tantangan kepada pemikirannya sendiri. Tabel berikut adalah
pembeda dari paham strukturalisme dan paham postukturalisme.
Table 1.1 strukturalisme
|
No
|
Ide dari paham strukturalis
|
|
1
|
Strukturalis
menonjolkan kepada sistem tertentu, (Tidak berkembang)
|
|
2
|
Strukturalis
menunjukkan bahasa terhadap kesatuan otonom karya itu sendiri, cenderung
melupakan subjektifitas suatu karya sastra.
|
|
3
|
Meninggalkan unsur
luar karya sastra, sehingga karya sastra menjadi bagian yang kaku, yang hanya
menunjukkan suatu karya sastra terlepas dari pandangan masyarakat.
|
Table 1.2
Postrukturalisme
|
No
|
Ide paham
postrukturalisme
|
|
1
|
Memandang kesatuan
bahasa yang lebih radikal, (lebih luas)
|
|
2
|
Menolak konsep-konsep
logosentrisme, lebih mengutamakan filsafat pemikiran terhadap makna.
|
|
3
|
Bahasa sebagai lambing
makna yang tak bisa di ungkappan dengan lambing-lambang tertentu.
|
|
4
|
Melambangkan
pemikiran-pemikiran mutakhir, dalam artian postrukturalisme sebagai cara yang
fantastis untuk menemukan jawaban terhadap suatu makna.
|
Bisa saya katakan jika
postrukturalis hadir dalam kajian teori sebagai ruang yang kreatif, hal ini
menyebabkan suatu pikiran yang terkadang melupakan apa yang dikatakan sebagai batas,
batas ini sebetulnya adalah ruang yang begitu dalam ungkapannya. Tabel diatas
menunjukkan jika strukturalis dan postukturalis adalah satu kesatuan paham,
kesinambungan ini terlihat dari objek yang dibahas yaitu objek bahasa, tapi
arti dalam bahasa itu sendiri melupakan subjek-subjek yang kecil, dan
strukturalis melupakan itu semua. Kajian ini melibatkan tumbuh besarnya bahasa
dalam ruang imajinasi manusia, dan postrukturalisme mengingatkan itu semua.
Salah satu pembuktian
postrukturalisme sabagai cabang kajian yang sangat mengingatkan tentang ruang
batas adalah teori dekontruksi, dekontruksi terkenal dengan pengangkatan ruang
struktur yang lebih dalam, struktur-struktur itu dibongkar bagaikan bangunan
yang ingin dirobohkan. Dekontruksi hadir dalam kajian teori sebagai alternatif
pandangan yang menarik. Dekontruksi
menolak kesatuan biner terhadap karya sastra, dalam karya sastra kesatuan
bahasa atau kesatuan karya sastra yang dianggap benar oleh strukturalis belum
tentu dianggap benar oleh postrukturalisme, ruang-ruang kesamaan itu melebihi
persaudarann sesama manusia.
Dalam karya sastra
puisi, dekontruksi melebihi kemampuan yang dangkal, kita akan diajak kepada
ruang imajinasi yang tinggi. Penawaran yang dianggap tidak penting akan
dianggap penting oleh dekontruksi, dekontruksi menawarkan sitem paten dari
strukturalis, maka__dari__itu__dekontruksi adalah bagian penting dari kesatuan
kajian teori postukturaliseme itu sendiri. Langkah membaca dekontruksi melebihi
pembacaan yang sederhana, pembaca membuat imajinasi-imajinasi yang tinggi
dengan ruang kosong, dan sebisa mungkin paham itu sendiri melebihi keinginan
dari objektifitas bahasanya. Keinginan untuk melebihi bahasa itu sendiri
diungkapkan dengan paham-paham yang tidak mendasar, bisa di katakan memulai dengan
filsafat. Berikut proses pencarian dalam dekontruksi.
DIAGRAM :
Analisis jalan
dekontruksi (postrukturalisme):
Tabel
di atas menunjukkan proses yang tidak terduga dalam bidang dekontruksi,
kemampuan produksi makna sangat mempengaruhi sedalam mana pencarian makna itu
sendiri, kesatuan biner yang didapat adalah kemungkinan-kemungkinan yang lain.
Dalam dekontruksi hal yang pasti belum tentu pasti, hal tidak pasti justru
kadang-kadang pasti, selangkah mengambil kesatuan-kesatuan yang tidak utuh,
seperti snaiper yang mencari mangsa untuk di tembakkan ke calon musuh. Tabel di
atas, mengambil proses yang begitu panjang pada makna, bermain makna sangat
menentukan selama makna itu sendiri tidak lepas dari perkembangan makna yang
lain, dan tetap terproduksi dalam tempo pikiran yang tepat. Seperti dalam
kutipan puisi berikut :
Mengkudu, dengan roman bopeng lucu
Dan
bau yang memendam rahasia waktu
Melengkapi
prasangka bahwa tubuh
Ngandung
benih sengsara
Terlihat bait dalam salah satu baris puisi tersebut
mempunyai arti yang sebetulnya berkesinambungan, hal itu ditunjukkan dengan
kata Mengkudu dan bau kata tersebut mempunyai kesatuan
arti yang berkesinambungan. Buah mengkudu terkenal dengan baunya, apalagi rasa
dari buahnya, hal ini sependapat jika sesuatu itu memang tidak akan lepas dari
makna yang berhubungan. Dalam kata Tubuh
dan Benih sangat terasa jika penyair
dalam hal ini Jimmy Maruli Alfian mengungkapkan dengan bahasa imajinasi yang
aneh, dan saya menangkap bahwa didalam tubuh terkandung benih-benih yang lain,
manusia mempunyai sisi keganjilan dalam tubuhnya. Dengan keganjilan tersebut
manusia mengharapkan prasangka-prasangka yang tidak jenuh, jika dikaitkan
dengan ke sinambungan tadi maka itu sangat bertolak belakang, hal ini di sampaikan
dengan kekhasan penulis itu sendiri. Makna-makna itu seolah disatukan dalam
kata sengsara, dapat dipahami jika
sengsara adalah bentuk keprihatinan manusia terhadap hidup. Keserakahan itu
ditunjukkan penyair dalam bait yang begitu bersahaja. Bersehaja takaran yang
tidak logis.
Adanya kesinambungan antara mengkudu, bau, tubuh, dan
sengsara. Hal ini mengakibatkan jika puisi ini memang menelaah keganjilan hidup
seorang manusia, tetapi dalam bait terakhir puisi ini penyair kembali
menawarkan makna-makna yang serius dalam pengartian dalam.
Bapak,
untuk apa kau tanam pepohon di sana
Kalau
hanya membuat rimbun sengketa?
Biarlah
ku tebang pohon laranganmu
Agar
kuganti singkong atau mengkudu
Kepandaian
penyair dalam mengikat bagian-bagian katanya, dalam kata Bapak dan sengketa,
kemudian pohon dan singkong, mengkudu lebih kepada permainan benda-benda yang diinginkan
manusia, perebutan sengketa. Tapi dalam hal ini adalah lumrah ketika itu semua
disatukan dengan perubahan-perubahan pikiran dan zaman. Ketidakwarasan itu
seakan menjadi hal yang pasrah, tidak dalam arti yang negatif.
Kesatuan-kesatuan biner ini mengembalikan makna ke makna yang lain, kata
mengkudu dan singkong terus saja kembali pada makna yang berputar, dengan kata
lain ada kemungkinan yang ingin di maksudkan penyair dalam puisinya, selalu
kemungkinan ini berkembang. Ada kesan jika inilah takdir kepada keadaan,
keadaan dimana kesatuan biner tidak mempunyai analisa yang utuh, kata singkong
dan mengkudu identik dengan kemiskinan, dan hal ini yang penyair harapkan,
keberadaan terhadap kemungkinan-kemungkinan yang lain.
Ada
kesengajaan untuk menentukan waktu, dimana ketidak langsungan itu berhubungan
dengan makna yang lain, dan terus saja berputar pada kemungkinan. Ada hal
dimana singkong dan bapak adalah makna tidak berhasil dari hidup. Bapak identik
dengan ketidakpastian, anak identik dengan pengharapan, dan singkong serta
lainya identik dengan hal-hal yang tidak masuk akal. Berikut tabelnya:
|
Singkong
|
Kemiskinan (kenyataan
yang harus diterima)
|
|
Mengkudu
|
(kepahitan hidup) tapi
lebih kepada tindakan yang harus disadari
|
|
Bapak
|
Makna yang tidak
wajar, tidak baik
|
|
Bau
|
Keselarasan dalam bait
yang terkait
|
|
Benih
|
Hidup yang tidak pasti
|
|
sengsara
|
Kenyataan yang harus
diterima
|
|
prasangka
|
Tindakan yang wajar,
jika itu memang menguntungkan
|
Postrukturalisme
memandang, gejala-gejala yang tidak wajar dalam dunia ini, khususnya gejala
dalam kebahasaan, menolak adanya lambang-lambang yang ditentukan. Kemungkinan
terus saja berkembang ke dalam ketidakpastian, berfikir dengan mutakhir memang
harus dimiliki oleh kita semua, pemahaman postrukturalisme memberikan
paham-paham kesana, tentang kebebasan makna yang radikal, yang dengan sengaja
diberikan, tidak ditentukan oleh kesatuan makna yang sudah ada.
Bangkit Prayogo__Majalah Indeks, edisi ke-8