Jumat, 08 Mei 2015

KONSEP KERJA POSTRUKTURALISME




Postrukturalisme hadir dalam keramaian kita tentang paham strukturalis, postrukturalisme memberikan hadiah yang begitu penting terhadap pemikiran-pemikiran yang selalu terpusat terhadap sesuatu. Dalam hal ini paham postrukturalis seolah membuat sistem dalam kehidupan kita tidak selalu benar, lebih kongkritnya adalah tentang nilai-nilai yang selama ini kita anggap benar. Sejarah itulah yang ingin diangkat dalam paham-paham postrukturalisme.
Dalam kehidupan kita selalu dihadapkan dengan nilai-nilai yang selama ini kita anggap benar, disatu sisi kita seolah melupakan hakikat yang sebenarnya ada dalam hidup ini. Kejadian-kejadian yang sedemikian rupa inilah yang ingin diangkat oleh paham postrukturalis, atau oleh tokoh-tokoh postrukturalisme. Dalam banyak hal, paham strukturalisme menawarkan kepastian dalam hidup, jika dikhususkan lagi, dalam bahasa atau ilmu kebahasaan, paham strukturalis mengenal istilah yang di namakan logosentris. Logosentris ini adalah paham yang mengenal sesuatu yang pasti, keinginan atau makna yang lebih luas itu adalah satu kesatuan, dan tidak akan keluar dari lingkaran-lingkaran makna yang lain. Logosentris sangat mempercayai struktur, dalam hal kebahasaan logosentris semacam kepercayaan yang sulit untuk dilepaskan daham paham strukturalisme, seperti oposisi biner suatu karya sastra.
Ada semacam kepercayaan yang mendalam dalam paham strukturalis, para tokoh strukturalis menganggap bahwa bahasa adalah satu kesatuan utuh, seperti jika ada keramaian di jalan maka itu bisa dipastikan ada kecelakaan, atau jika ada mendung maka akan datang hujan. Nilai-nilai semacam ini hukumnya adalah wajib dipercayai oleh kaum strukturalis, sehingga yang terjadi adalah batasan-batasan yang seolah tidak bisa dibongkar lebih dalam oleh kaum strukturalis. Hal ini sangat bertolak belakang dengan tokoh-tokoh posttrukturalis, mereka menganggap tidak ada kesatuan biner yang utuh, yang ada adalah ke marginalan makna dalam suatu bahasa, pemikiran-pemikiran postrukturalisme adalah cara kerja yang mutakhir, semacam inilah yang ingin diangkat oleh tokoh-tokoh postrukturalis.
Hal yang juga harus dipercayai adalah postrukturalisme tidak menentang  adanya   strukturalisme, justru postrukturalisme ada karena strukturalisme itu sendiri, gampangnya adalah nilai-nilai strukturalisme adalah nilai dasar dari postrukturalisme. Hanya saja tokoh-tokoh postukturalisme mengembangkan apa yang menjadi kelemahan sturkturalisme itu sendiri, seperti kesatuan biner dalam makna, hal ini dikembangkan ke dalam sistem kritik otak kita, makna-makna yang menjadi titik jenuh itu sendiri seakan dibongkar, dipaksa ke hal-hal yang lebih dalam, sehingga titik temunya adalah kepentingan makna yang lain. Hal inilah yang menjadi pembeda dalam arti dangkal, jika dihubungkan dengan karya sastra, maka paham postrukturalisme mengabaikan kesatuan biner dalam makna suatu karya sastra. Pendek kata sebetulnya postrukturalisme adalah bagian dari postmodernisme, sebab kesatuan dalam paham-pahamnya adalah kesatuan itu sendiri, postrukturalisme lebih kepada hal-hal yang menginginkan kepada objek kebahasaan, khususnya karya sastra. Bisa dikatakan jika paham-paham ini adalah paham radikal dari sisi lain manusia, manusia menjawab tantangan kepada pemikirannya sendiri. Tabel berikut adalah pembeda dari paham strukturalisme dan paham postukturalisme.

Table 1.1 strukturalisme
No
Ide dari paham strukturalis
1
Strukturalis menonjolkan kepada sistem tertentu, (Tidak berkembang)
2
Strukturalis menunjukkan bahasa terhadap kesatuan otonom karya itu sendiri, cenderung melupakan subjektifitas suatu karya sastra.
3
Meninggalkan unsur luar karya sastra, sehingga karya sastra menjadi bagian yang kaku, yang hanya menunjukkan suatu karya sastra terlepas dari pandangan masyarakat.

Table 1.2 Postrukturalisme
No
Ide paham postrukturalisme
1
Memandang kesatuan bahasa yang lebih radikal, (lebih luas)
2
Menolak konsep-konsep logosentrisme, lebih mengutamakan filsafat pemikiran terhadap makna.
3
Bahasa sebagai lambing makna yang tak bisa di ungkappan dengan lambing-lambang tertentu.
4
Melambangkan pemikiran-pemikiran mutakhir, dalam artian postrukturalisme sebagai cara yang fantastis untuk menemukan jawaban terhadap suatu makna.
           
Bisa saya katakan jika postrukturalis hadir dalam kajian teori sebagai ruang yang kreatif, hal ini menyebabkan suatu pikiran yang terkadang melupakan apa yang dikatakan sebagai batas, batas ini sebetulnya adalah ruang yang begitu dalam ungkapannya. Tabel diatas menunjukkan jika strukturalis dan postukturalis adalah satu kesatuan paham, kesinambungan ini terlihat dari objek yang dibahas yaitu objek bahasa, tapi arti dalam bahasa itu sendiri melupakan subjek-subjek yang kecil, dan strukturalis melupakan itu semua. Kajian ini melibatkan tumbuh besarnya bahasa dalam ruang imajinasi manusia, dan postrukturalisme mengingatkan itu semua.
Salah satu pembuktian postrukturalisme sabagai cabang kajian yang sangat mengingatkan tentang ruang batas adalah teori dekontruksi, dekontruksi terkenal dengan pengangkatan ruang struktur yang lebih dalam, struktur-struktur itu dibongkar bagaikan bangunan yang ingin dirobohkan. Dekontruksi hadir dalam kajian teori sebagai alternatif pandangan yang menarik.  Dekontruksi menolak kesatuan biner terhadap karya sastra, dalam karya sastra kesatuan bahasa atau kesatuan karya sastra yang dianggap benar oleh strukturalis belum tentu dianggap benar oleh postrukturalisme, ruang-ruang kesamaan itu melebihi persaudarann sesama manusia.
Dalam karya sastra puisi, dekontruksi melebihi kemampuan yang dangkal, kita akan diajak kepada ruang imajinasi yang tinggi. Penawaran yang dianggap tidak penting akan dianggap penting oleh dekontruksi, dekontruksi menawarkan sitem paten dari strukturalis, maka__dari__itu__dekontruksi adalah bagian penting dari kesatuan kajian teori postukturaliseme itu sendiri. Langkah membaca dekontruksi melebihi pembacaan yang sederhana, pembaca membuat imajinasi-imajinasi yang tinggi dengan ruang kosong, dan sebisa mungkin paham itu sendiri melebihi keinginan dari objektifitas bahasanya. Keinginan untuk melebihi bahasa itu sendiri diungkapkan dengan paham-paham yang tidak mendasar, bisa di katakan memulai dengan filsafat. Berikut proses pencarian dalam dekontruksi.
DIAGRAM :
Analisis jalan dekontruksi (postrukturalisme):
Rounded Rectangle: PEMAHAMAN Rounded Rectangle: KARYA SASTRA 













 











              Tabel di atas menunjukkan proses yang tidak terduga dalam bidang dekontruksi, kemampuan produksi makna sangat mempengaruhi sedalam mana pencarian makna itu sendiri, kesatuan biner yang didapat adalah kemungkinan-kemungkinan yang lain. Dalam dekontruksi hal yang pasti belum tentu pasti, hal tidak pasti justru kadang-kadang pasti, selangkah mengambil kesatuan-kesatuan yang tidak utuh, seperti snaiper yang mencari mangsa untuk di tembakkan ke calon musuh. Tabel di atas, mengambil proses yang begitu panjang pada makna, bermain makna sangat menentukan selama makna itu sendiri tidak lepas dari perkembangan makna yang lain, dan tetap terproduksi dalam tempo pikiran yang tepat. Seperti dalam kutipan puisi berikut :
                Mengkudu, dengan roman bopeng lucu
              Dan bau yang memendam rahasia waktu
              Melengkapi prasangka bahwa tubuh
              Ngandung benih sengsara
              Terlihat bait dalam salah satu baris puisi tersebut mempunyai arti yang sebetulnya berkesinambungan, hal itu ditunjukkan dengan kata Mengkudu dan bau kata tersebut mempunyai kesatuan arti yang berkesinambungan. Buah mengkudu terkenal dengan baunya, apalagi rasa dari buahnya, hal ini sependapat jika sesuatu itu memang tidak akan lepas dari makna yang berhubungan. Dalam kata Tubuh dan Benih sangat terasa jika penyair dalam hal ini Jimmy Maruli Alfian mengungkapkan dengan bahasa imajinasi yang aneh, dan saya menangkap bahwa didalam tubuh terkandung benih-benih yang lain, manusia mempunyai sisi keganjilan dalam tubuhnya. Dengan keganjilan tersebut manusia mengharapkan prasangka-prasangka yang tidak jenuh, jika dikaitkan dengan ke sinambungan tadi maka itu sangat bertolak belakang, hal ini di sampaikan dengan kekhasan penulis itu sendiri. Makna-makna itu seolah disatukan dalam kata sengsara, dapat dipahami jika sengsara adalah bentuk keprihatinan manusia terhadap hidup. Keserakahan itu ditunjukkan penyair dalam bait yang begitu bersahaja. Bersehaja takaran yang tidak logis.
              Adanya kesinambungan antara mengkudu, bau, tubuh, dan sengsara. Hal ini mengakibatkan jika puisi ini memang menelaah keganjilan hidup seorang manusia, tetapi dalam bait terakhir puisi ini penyair kembali menawarkan makna-makna yang serius dalam pengartian dalam.

              Bapak, untuk apa kau tanam pepohon di sana
              Kalau hanya membuat rimbun sengketa?
              Biarlah ku tebang pohon laranganmu
              Agar kuganti singkong atau mengkudu                     

              Kepandaian penyair dalam mengikat bagian-bagian katanya, dalam kata Bapak dan sengketa, kemudian pohon dan singkong, mengkudu lebih kepada permainan benda-benda yang diinginkan manusia, perebutan sengketa. Tapi dalam hal ini adalah lumrah ketika itu semua disatukan dengan perubahan-perubahan pikiran dan zaman. Ketidakwarasan itu seakan menjadi hal yang pasrah, tidak dalam arti yang negatif. Kesatuan-kesatuan biner ini mengembalikan makna ke makna yang lain, kata mengkudu dan singkong terus saja kembali pada makna yang berputar, dengan kata lain ada kemungkinan yang ingin di maksudkan penyair dalam puisinya, selalu kemungkinan ini berkembang. Ada kesan jika inilah takdir kepada keadaan, keadaan dimana kesatuan biner tidak mempunyai analisa yang utuh, kata singkong dan mengkudu identik dengan kemiskinan, dan hal ini yang penyair harapkan, keberadaan terhadap kemungkinan-kemungkinan yang lain.
              Ada kesengajaan untuk menentukan waktu, dimana ketidak langsungan itu berhubungan dengan makna yang lain, dan terus saja berputar pada kemungkinan. Ada hal dimana singkong dan bapak adalah makna tidak berhasil dari hidup. Bapak identik dengan ketidakpastian, anak identik dengan pengharapan, dan singkong serta lainya identik dengan hal-hal yang tidak masuk akal. Berikut tabelnya:
Singkong
Kemiskinan (kenyataan yang harus diterima)
Mengkudu
(kepahitan hidup) tapi lebih kepada tindakan yang harus disadari
Bapak
Makna yang tidak wajar, tidak baik
Bau
Keselarasan dalam bait yang terkait
Benih
Hidup yang tidak pasti
sengsara
Kenyataan yang harus diterima
prasangka
Tindakan yang wajar, jika itu memang menguntungkan
             
              Postrukturalisme memandang, gejala-gejala yang tidak wajar dalam dunia ini, khususnya gejala dalam kebahasaan, menolak adanya lambang-lambang yang ditentukan. Kemungkinan terus saja berkembang ke dalam ketidakpastian, berfikir dengan mutakhir memang harus dimiliki oleh kita semua, pemahaman postrukturalisme memberikan paham-paham kesana, tentang kebebasan makna yang radikal, yang dengan sengaja diberikan, tidak ditentukan oleh kesatuan makna yang sudah ada.

Bangkit Prayogo__Majalah Indeks, edisi ke-8

0 komentar:

Posting Komentar