Kamis, 21 Mei 2015

Jambore sastra Jawa Barat 2012

Sebanyak sembilan provinsi mengikuti Jambore Sastra 2012. Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 12 s.d. 15 Juni tersebut menampilkan sejumlah pertunjukan sastra yang digelar di Taman Budaya Jawa Barat. Mengawali kegiatan tersebut, tampil grup musikalisasi puisi Senandung Beranda yang beranggotakan para pegawai Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat. Setelah sambutan Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat, pada kesempatan itu Visarah Novika yang baru saja memenangi pemilihan Duta Bahasa Tingkat Provinsi Jawa Barat menampilkan kebolehannya menari. Selanjutnya, para peserta dari Sembilan provinsi pun menampilkan pertunjukannya.
Ada hal yang patut dicatat dalam kata sambutan yang disampaikan oleh Kepala balai Bahasa provinsi Jawa Barat berkenaan dengan kenyataan sejarah. Dalam sambutannya tersebut, Drs. Abdul Khak, M.Hum. menjelaskan bahwa kegiatan ini dimaksudkan sebagai upaya dari sejumlah balai yang tergabung dalam Paguyuban Balai/Kantor Bahasa Se-Indonesia Timur untuk memberi ruang dalam jiwa generasi muda untuk mengapresiasi sastra. Merujuk kepada sejarah bangsa-bangsa di masa lalu, Kepala Balai meyakini bahwa kemajuan peradaban suatu bangsa lebih banyak ditentukan oleh hal yang nonfisik semacam pemikiran sebagaimana yang terjadi pada bangsa Yunani. Untuk itu, Ia berharap agar kegiatan mengapresiasi sastra ini untuk tetap terus dilanjutkan seraya mencari model apresiasi sastra yang lebih baik lagi.
Dalam acara inti, yaitu penampilan para peserta, perwakilan dari Provinsi Kalimantan Selatan menjadi peserta pertama yang tampil di atas panggung. Selanjutnya diikuti berturut-turut oleh perwakilan dari Provinsi Nusa Tenggara Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, dan diakhiri penampilan dari provinsi Bali.

Di setiap jeda pementasan, Ahda Imran selaku pengamat sastra yang diundang panitia mengapresiasi penampilan para peserta. Dari seluruh penampilan para peserta, Ahda Imran memegang satu kata kunci, “tradisi”. Untuk itu, ditengah kebingungan dalam memilih peserta terbaik, Ahda Imran lebih memilih penampilan peserta dari Provinsi Kalimantan Selatan atas nama pelestarian tradisi dan pertimbangan regenerasi. Hal ini bukan berarti bahwa penampilan dari provinsi lain lebih jelek. Ahda justru lebih melihat kekagumannya atas keberanian peserta dari luar pulau Jawa tersebut yang datang seorang diri untuk memperkenalkan seni tradisi milik budaya masyarakatnya yang justru hampir punah.
Seiring dengan banyaknya peserta yang tampil, banyak pula hal yang dilontarkan oleh Ahda. Selain membahas benturan antara tradisi dan modernitas, Ahda juga menjelaskan mengenai pentingnya karya sastra sebagai upaya untuk melawan lupa. Melalui karya sastra, berbagai kejadian tentang manusia dan kemanusiaan didokumentasikan dengan caranya sendiri untuk dapat dimanfaatkan sebagai bahan cerminan di masa yang akan datang.


Terlepas dari hasil apresiasi Ahda, Hadi AKS, sastrawan Sunda yang pernah pula membimbing siswanya saat mengikuti kegiatan Jambore Sastra tahun 2009 ini menilai positif hasil kerja panitia yang mampu menyediakan tempat yang representatif untuk suatu pertunjukan sastra. Demikian juga tanggapan penonton yang menilai bahwa kegiatan Jambore Sastra ini sangat bermanfaat baik dalam hal menambah pengalaman bersastra maupun membentuk jaringan pertemanan antarpeserta. (MSH)

0 komentar:

Posting Komentar