Minggu, 10 Mei 2015

NOSTALGIA



 Nostalgia kisah kita bernama embun
Senja mengalir dari pelupuk air kencing
Mengisahkan bibir dan topi-topi basah dengan hujan
Serta keringat pilu bercucuran dari sajak cinta
Dan kita saling menatap dengan alis-alis rindu
Aku ingin menggenggam kuku-kuku dan jasmu
Membawa payung, membiarkan air mata menjadi perahu
Retak-retak batu semakin hancur menjelma petir

Aku ingin mendengarkan nostalgia lagu denganmu
Dan perahu-perahu disimpang kisahku ini
Akan berlubang di air tanah dan terbakar bagai canda-canda
Aku akan mengisahkan ini bersama waktu
Dengan rasa ingin kucium lekuk kepala dan buah-buah segar
Di piring dekat jendela rumah
Inginku, mengenangmu dengan nostalgia

Sebenarnya aku hanya mencoba menjadi asap
Tak bisa hilang jika tanpa angin
Aku ingin rasa asap ini, menjadi embun diujung laut dan patung karang
Kisahku telah berserakan hinggan nanti karam
Mengilhami kitab-kitab kerudung yang basah
Dan akan mengerti sehingga nostalgia ini akan jatuh
Ke wujud cinta bernama; rasa malu burung-burung gereja jatuh ke jantung dosa
Sejak dulu, ketika aku ingin membelaimu dan melihat gemercik hujan
Berkatilah helai rambutmu dipundakku menjadi kisah romantik
Rasaku, akhirnya mengendap di jantung dengan sendiri, menjadi kayu rapuh

0 komentar:

Posting Komentar