SEPETAK WAKTU YANG TELAH
TIADA
Berhentilah, awan serta
sepertiga lautan sedang memandang
Sebuah pertikaian antara
duka dan cinta
Sementara kedua awan
berhenti menyalamimu
Mengharapkan siulan atau
tiupan bernama rindu
Berhentilah, petak-petak
menyulammu
Berbagi rasa, menjadi
waktu yang akan sirna
Anggur itu kau seduh,
kau cium bagai anak perawan
Di atas kasur,
bernostalgia dengan harum bunga
Sepetak beranda dari
kayu menunggumu
Menjelang senja, angin
ingin menghempasmu
Ke rumah awan, tidur
disamping tujuh bidadari
Yang cantik rupawan
Waktu itu, kau terlalu
tersenyum
Agar burung-burung
gereja memelukmu
Ke-tiang penghabisan didekat
menara jam
Di pinggir sebuah
trotoar.
Kau tahu, tiada hari
menjelang senja
Yang akan mengharapkanmu
berdarah
Pergi ke-kesepian yang abadi.
0 komentar:
Posting Komentar