Rabu, 29 April 2015

Ketika Malam

Sampai kapan aku lelahkan tidur. pada setiap detik yang tak-pernah berlalu, sedangkan surutnya mataku telah mencerminkan kehidupan. dari yang luka, tangis, dan kesedihan. ku-anggap sebuah simponi ketika itu ada untukku. dan tak-ada kesedihan yang sunyi, hanya pada ironi serta kesepian.

malam

sampai kapan aku akan mengenal diriku sendiri. seperti suara malam, getaran burung dan perginya liansiniatias dalam karangnya. butuh waktu dalam perjalanan panjang setelahnya akau pergi.